Selasa, 23 September 2008

Kapitalisme Sistem Yang Rapuh

Kapitalisme modern saat ini, yang identik dengan imperium AS, dibangun dengan non real based economy (ekonomi yang tidak berbasis pada sektor riil/dunia usaha nyata). Dengan kata lain, kapitalisme bekerja dengan sistem investasi spekulatif melalui sektor non riil (finansial atau moneter), misalnya melalui kredit perbankan atau jual beli surat berharga seperti saham dan obligasi. Dalam ekonomi berbasis sektor keuangan inilah, kapitalisme tidak dapat dilepaskan dengan penerapan bunga/usury atau interest (riba), dengan teori yang diagung-agungkannya yaitu Time Value of Money.

Kapitalisme telah melahirkan sejumlah “kebijakan destruktif” yang kemudian dijajakan oleh Barat, terutama AS ke berbagai negara di dunia. Kebijakan tersebut nyaris diadopsi oleh sebagian besar negara di dunia termasuk di dalamnya negeri-negeri Islam.

Salah satu kebijakan tersebut adalah Kebijakan Pasar Modal. Pasar modal berupa pasar-pasar saham, surat berharga, dan mata uang. Pasar ini menjadi alat kriminal para investor raksasa untuk meraup keuntungan besar tanpa investasi yang riil. Kegiatan perekonomiannya bertumpu pada sektor ekonomi non-riil, yang pijakannya terletak pada kompetisi tidak seimbang yang mirip dengan perjudian, undian, dan penipuan.

Saat ini, perdagangan di sektor non-real ini telah sedemikian jauhnya, sehingga nilai trasanksinya berlipat ganda melebihi nilai sektor real. Hampir semua negara di dunia ini terjangkit bisnis spekulatif seperti perdagangan surat berharga/utang di bursa saham (stock exchange) berupa saham, obligasi (bonds), commercial paper, promissory notes, dsb.; perdagangan uang di pasar uang (money market); serta perdagangan derivatif di bursa berjangka. Sistem ekonomi non riil ini berpotensi besar untuk meruntuhkan sistem keuangan secara keseluruhan.

Bursa saham yang merupakan barometer aktivitas perkonomian suatu negara, tidak lebih dari sekedar arena kasino yang penuh berisi aktivitas seperti perjudian spekulasi. Dan spekulasi itulah dulu yang mengambrukkan pasar saham AS pada tahun 1929 yang menimbulkan depresi besar- besaran selama kurang lebih 10 tahun. Dan kini kondisi itu terulang kembali.

Walhasil, Kapitalisme menunjukkan kerapuhannya dalam menopang ekonomi dunia. Kerapuhan itu berlangsung tidak hanya di negara-negara miskin dan berkembang, tapi juga di negara-negara maju yang menjadi pengusung ideologi tersebut.

Disamping itu kapitalisme dengan ekonomi sektor non riilnya terbukti tidak mampu menyejahterakan umat manusia. Bangunan ekonomi spekulan itu hanya menguntungkan kalangan pemilik modal dan kaum borjuis. Oleh karena itu, agar terhidar dari kehancuran yang lebih besar, sudah saatnya kita harus melepaskan diri dari jerat kapitalisme global.

Masalahnya, ketika sistem kapitalisme menuju kehancuran, sistem sosialisme sudah lebih dulu terkubur mati, maka sistem mana yang akan di pilih??

Tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada sistem Islam, sebuah sistem yang berasal dari Yang Maha Benar dan Yang Menciptakan manusia dan akan sesuai dengan fitrah manusia, juga telah terbukti berhasil membangun kesejahteraan sosial yang tercatat pada lembaran sejarah Kekhalifahan dan Kesultanan Islam yang pernah menjadi pusat peradaban dunia. Di sisi, lain saat itu benua Eropa baru menginjak masa kebodohan, kemiskinan, kegelapan dan ketertinggalan yang mereka menyebutnya dengan ”The Dark Age”, abad kegelapan.

Namun, karena umat Islam terbuai oleh kemewahan dan kemegahan sehingga diperbudak dunia, lalu secara perlahan mereka meninggalkan ajaran agamanya, melupakan sistem perekonomiannya, dan pada akhirnya mereka terjerat oleh riba.
Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. (An-Nisa : 161)
Perlahan-lahan negeri-negeri Islam berhasil dijajah dan dipecahbelah. Pada akhirnya mereka meniru sistem ekonomi dari para penjajahnya, yang sampai saat ini masih dijajah walaupun mengaku sebagai negara merdeka.

Jadi kapan kah kita akan kembali kepada sistem kita?
Di saat sistem kapitalis yang diagung-agungkan itu runtuh, sekarang lah saat nya!

Senin, 22 September 2008

Runtuhnya Imperium Raksasa Kapitalis

Bursa-bursa utama dunia mengalami mengalami goncangan dan kejatuhan harga saham mereka setelah Bank Lehman Brothers resmi mengumumkan kebangkrutannya tanggal 14-Sep-08.

Kehancuran Lehman sudah berjalan sejak Agustus 2007 sebagai akibat dari krisis pasar perumahan (subprime mortgage) AS. Langkah di atas terpaksa diambil karena Lehman Brothers mengalami kesulitan likuiditas dan gagal menemukan pembeli/investor yang mau mengambil alih perusahaan tersebut, setelah 10 perusahaan joint venture yang akan menyediakan dana talangan US$ 70 miliar gagal bernegosiasi untuk menyelamatkan bank investasi (investment banking) ini.
Lehman Brothers mengumumkan kerugian $3,9 miliar periode Jun-Ag '08 , sedangkan angka kerugian sepanjang tahun 2008 mencapai $6,6 milyar.
Dari segi aset, kebangkrutan Lehman adalah yang terbesar dalam sejarah AS. Lehman memiliki aset US$ 126 miliar atau 1,56 x lebih besar dari Enron, perusahaan energi terbesar yang pailit beberapa tahun lalu karena rekayasa pembukuan yang hanya memiliki aset US$ 81 miliar.
Akibat pengajuan permohonan kebangkrutan ini, harga saham Lehman langsung terjun bebas. Saham Lehman turun menjadi $4,30 atau turun 76% sejak 9-Sep-08, atau 94% terhadap harga sahamnya pada Nov '07 yang mencapai $67,73.

Pernyataan bangkrutnya Lehman Brothers juga mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Sehari setelahnya, bursa saham di kawasan Asia seperti di Jepang, Hongkong, China, Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan antara 2-7 %. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, para investor di Bursa Wall Street mengalami kerugian besar, bahkan surat kabar New York Times menyebutnya sebagai kerugian paling buruk sejak peristiwa serangan 11 September 2001.
Selain tumbangnya Lehman, di sektor finansial juga terjadi pembelian Investment Bank Merrill Lynch oleh Bank of America (BOA) dengan harga $50 milyar. Pembelian ini dilakukan oleh BOA sepenuhnya dengan menggunakan sahamnya.

Dengan tumbangnya Merrill Lynch dan Lehman Brothers mengikuti nasib Bear Sterns yang sudah lebih dulu pailit, berarti dari 5 Investment Bank terbesar di AS, 3 di antaranya telah tumbang dan yang tersisa hanyalah Goldman Sachs dan Morgan Stanley.

Mantan Kepala Federal Reserve Alan Greenspan mengatakan, krisis keuangan yang terjadi di AS merupakan krisis keuangan terburuk yang pernah ia saksikan dan masih berlangsung dalam jangka waktu lama. Ia meyakini krisis ini akan makin mendalam yang bisa mengakibatkan resesi ekonomi di AS. “Kemungkinan AS bisa lolos dari resesi ekonomi sangat kecil, di bawah 50 persen, ” kata Greenspan dalam wawancara dengan ABC News hari Minggu kemarin.

Selain dua bank raksasa tersebut, nama besar di sektor finansial lainnya yang mulai "batuk darah" adalah AIG (perusahaan asuransi) dan Washington Mutual (perusahaan Savings & Loan) yang kini menjadi fokus perhatian banyak orang.

Lehman adalah salah satu bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) yang memiliki atau menjamin hampir separuh dari total kredit perumahan di AS. Pasar perumahan di AS sedang dalam krisis karena penurunan sektor perumahan terdalam pada satu dekade. Menyandang status sebagai bank investasi terbesar keempat di AS dan kesohor ke belahan dunia manapun, dipenuhi dengan karyawan-karyawan cerdik, licik dan agresif, tapi nyatanya semua itu tak mampu menahan gelombang keruntuhan di pasar keuangan.
Dampak paling nyata dari bangkrutnya Lehman Brothers adalah meningkatnya jumlah pengangguran di AS, bahkan di berbagai belahan dunia. Di seluruh dunia, jumlah pegawai jaringan perusahaan Lehman Brothers mencapai 25.000 orang. Pada bulan Agustus 2008, Lehman sudah mengumumkan akan memecat 5 persen dari jumlah pegawainya atau sekitar 1.500 orang.

Pada akhirnya, situasi ini akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga keuangan termasuk pada pemerintah dengan sistem perekonomian neo-liberalnya yang ternyata rapuh. Sebuah gambaran yang tragis bagi sebuah imperium bernama AS, yang selalu sesumbar dengan sistem perekonomian kapitalis yang disebarkannya ke seluruh dunia, ternyata tak mampu menolong perekonomian di negerinya sendiri ketika terancam kebangkrutan.
Leman, Merrill Lynch, Enron dan yang lainnya yang disebut di atas itu saat ini dapat dibilang sebagai simbol dari ekonomi kapitalisme. Apakah runtuhnya perusahaan-perusahaan tersebut adalah pertanda mulai runtuhnya kapitalisme?