Rabu, 08 Oktober 2008

POTRET PARA RAKSASA YANG MATI LEMAS

Krisis di AS berdampak ke Eropa. Antara lain di Belgia, Fortis diakuisisi oleh BNP Paribas asal Perancis. Di Jerman, pemerintah negara asal mobil mewah BMW tersebut akhirnya harus turun tangan bereskan salah satu bank keempat terbesarnya Bank Hypo Real Estate (HRE) dengan cara memberikan bantuan darurat bagi HRE sebesar 50 miliar euro atau US$ 68 miliar [detik.com]. Di negeri beruang merah Rusia sekalipun, yang notabene berbeda aliran dengan AS dan negara barat lainnya dan terinformasi sebagai negara yang bebas dari hutang, juga demikian. Presiden beruang merah kemarin mengumumkan bahwa pihaknya harus turun tangan untuk menyelamatkan dua bank terbesarnya dengan menyuntikan bantuan sebesar US$ 62 miliar. Di Belanda, Indover Bank Armsterdam juga resmi dibekukan. Begitu pula krisis terjadi di negara raksasa eropa lainnya seperti Inggris dll.

Saat ini Benua Biru Eropa dan Amerika sedang mati-matian mempertahankan agar sistem perbankannya tidak di-rush (tiba-tiba ditarik dana-nya secara masal) oleh penyandang dana. Singkat kata mereka sedang mengalami kesulitan likuditas sehingga pemerintahnya harus turun tangan yang tidak hanya dengan memberikan bailout (talangan) seperti disebutkan di atas, tapi juga menjamin keamanan seluruh simpanan di bank agar dapat meningkatkan tingkat kepercayaan di negara yang bersangkutan, seperti yang dilakukan oleh Jerman.

Langkah tersebut dilakukan, demi agar masyarakat tidak menyerbu bank-bank. Tentunya kita masih ingat, kepanikan yang kita rasakan saat terjadi krisis 1998. Kita khawatir dana yang kita simpan di bank (walaupun kecil jumlahnya) tidak akan selamat dan tidak dapat ditarik, sehingga kita rela mengantri panjang ber jam-jam di counter-counter bank, di ATM-ATM, berjubel-jubel dengan orang lain dibawah terik matahari. Bahkan akhirnya terpaksa harus gondok juga karena adanya pembatasan jumlah maksimal dana yang bisa kita tarik. Esok harinya banyak orang rela datang di pagi buta, untuk mengantri lagi.

Likuiditas atau yang dalam hal ini adalah uang kas/cash yang bisa ditarik kapan saja, itu ibarat darah bagi tubuh, jika banyak darah yang keluar tubuh akan menjadi lemas dan bahkan mati. Begitu pula dengan bank, rush besar-besaran oleh masayarkat atau investor akan membuat bank tersebut mati lemas.

Lalu pertanyaannya dengan terjadinya penarikan dana tersebut :
Kemana dana/likuditas itu pergi?
Siapakah pemiliknya, dan dari mana dia berasal?
Di belahan dunia mana sumber-sumber dana yang likuid saat ini berada?

Tidak ada komentar: