Selasa, 11 November 2008

THE PAPER WORLD..MIMPI KALI YE...


Bayangkan bila dunia tanpa kertas, seperti apakah jadinya? Bayangkan pula, jika seluruh dunia ini dipenuhi oleh kertas.......atau bahkan dunia ini seluruhnya terbuat dari kertas....hmmm.....
Kertas banyak gunanya. Bisa untuk media tulis/cetak, bisa dibuat menjadi pembungkus, bisa dibuat mainan, bisa juga disulap menjadi kerajinan asal Jepang yaitu origami, dll.

Tapi untuk kertas yang satu ini bukan main-main pengaruhnya, karena kertas bisa menentukan maju-mundurnya usaha, untung-ruginya bisnis, bahkan bisa mengguncang dunia dan penentu nasib jutaan orang.

Pertanyaannya kertas yang seperti apa sih, kok kayaknya powerful banget?

Itulah kertas-kertas surat berharga atau dikenal dengan istilah securities. Securities bisa berupa deposito, saham, reksadana, obligasi, promissory notes, draft, insurance bahkan uang kertas juga termasuk ‘kertas’ yang berharga.

Saat kertas-kertas tersebut diperdagangkan tanpa terikat dengan transaksi sebenarnya disektor riil, lalu perlahan tapi pasti pada akhirnya kertas tersebut kembali menjadi tidak berharga, seperti layaknya saat ini guncangan ekonomi kembali menimpa dunia, maka nasib jutaan manusia berada di ujung tanduk.

Roy dan Glyn Davies (1996), dalam buku The History of Money From Ancient Time to Present Day, menguraikan bahwa sepanjang abad 20 ini telah terjadi 20 kali krisis yang melanda banyak negara.. Tercatat bahwa di abad 20 krisis terjadi sejak 1907, 1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, 1998-2001, 2008. Jika di rata-rata, berarti kira-kira setiap 5-10 tahun terjadi krisis akibat sistem perekonomian yang dibangun oleh kertas ini.

Jika para aktivis lingkungan hidup -termasuk kita mungkin- telah sekian lama meneriakkan suara hati, telah memprotes begitu banyak hal agar raksasa-raksasa perusahaan kertas (pulp & paper) diawasi secara ketat karena khawatir akan dampak buruknya terhadap lingkungan fisik, karena khawatir akan menggunduli hutan selain Hutan Taman Industri yang dikuasai oleh perusahaan tersebut demi terjaminnya pasokan bahan baku pabrik kertasnya, juga berbagai macam teknologi diulik sedemikian rupa agar dapat memaksimalkan proses daur ulang demi mengurangi dampak buruknya bagi kita; maka mengapa di sisi lain kita semua sampai saat ini hanya diam saja atas buruknya dampak sosial yang dibawa juga oleh 'kertas', padahal dampak kehancurannya bagi kehidupan sosial tidak kalah buruknya dengan kehancuran fisik?

Bangun lah! Sadarlah! Sudah saatnya kita melek finansial, untuk tidak terseret lagi ke situasi krisis seperti ini lagi di masa depan, hanya karena setumpuk kertas.

Tidak ada komentar: